Nah buat adik - adik dan kawan - kawan sekalian kali ini mimin akan berbagi cerita rakyat yang tidak kalah populernya dengan cerita rakyat yang lain yakni kisah lutung kasarung dan Purbasari. Buat sobat yang sudah tahu sebelumnya jangan bising ya! mari kita simak cerita berikut ini. Duduk cakap dan sediakan susu sama snack bukan ular lho tapi cemilan hahaha. Oke cekidot kita baca sama - sama.
LUTUNG KASARUNG DAN PURBASARI
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang putri bernama Purbasari. Dia
merupakan anak bungsu dari Prabu Tapa Agung yang merupakan raja kerajaan
pasir batang. Purbasari memiliki enam orang kakak perempuan yaitu
Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik dan
Purbaleuih.
Purbasari
sangat baik sifat dan kelakuannya. Dia lembut, manis budi, ddan suka
menolong. Siapapun juga yang membutuhkan pertolongan dengan senang hati
dibantunya. Selain hatinya yang elok, Purbasari juga memiliki paras yang
cantik dan rupawan, setiap orang yang melihatnya pasti jatuh hati pada
pandangan pertama. Sayangnya kecantikan dan kebaikan hati purbasari
tidak menurun dari kakak sulungnya Purbararang yang berperangai sangat
buruk. Walaupun cantik Purbararang sangat kasar, sombong, kejam dan iri
hati terhadap siapapun juga.
Setelah bertahta dalam waktu yang
cukup lama, Prabu Tapa Agung berniat turun tahta. Telah dipikirkan
masak-masak, bahwa untuk melanjutkan kepemimpinannya dia akan menunjuk
Purbasari. Sang Prabu telah mengamati selama puluhan tahun bahwa
Purbasari adalah sosok yang paling pantas menggantikannya, bukan
Purbararang walaupun Purbararang adalah anak sulungnya. Pemikirian dari
sang Prabu yang bijaksana ini terutama karena sifat dan perilaku anak
sulungnya yang buruk. Prabu Tapa agung khawatir, jika Purbararang
menjadi Raja maka ketentraman dan kedamaian kehidupan rakyat akan
terganggu dan bahkan menjadi rusak akibat kepemimpinan Purbararang yang
memiliki sifat sangat buruk.
Dihadapan seluruh pembesar kerajaan
dan juga ketujuh putrinya raja, Prabu Tapa Agung menyerahkan takhtanya
kepada Purbasari. Prabu Tapa Agung lantas meninggalkan istana
kerajaannya untuk memulai hidup barunya sebagai pertapa.
Purbararang
sangat marah luar biasa mendapati takhta Kerajaan Pasir Batang
diserahkan kepada adik bungsunya dan tidak kepada dirinya. Maka,
berselang satu hari sejak penobatan Purbasari menjadi Ratu Kerajaan
Pasir Batang, Purbararang menghubungi Indrajaya tunangannya. Keduanya
kemudian meminta bantuan nenek sihir untuk mencelakai Purbasari.
Nenek
sihir jahat memberikan boreh (zat berwarna hitam yang dibuat dari
tumbuhan) kepada Purbararang. Nenek sihir itu berkata.” Semburkan boreh
ini kewajah dan seluruh tubuh dari Purbasari.”
Purbararang segera
melaksanakan pesan dari si nenek sihir. Boreh itu disemburkan ke wajah
dan seluruh tubuh Purbasari. Akibatnya diseluruh tubuh Purbasari
bermunculan bercak-bercak hitam yang mengerikan. Dengan kondisi tersebut
Purbararang memiliki alsan untuk mengusir Purbasari dari istana.
“
Orang yang dikutuk hingga memiliki penyakit mengerikan ini tidak pantas
menjadi Ratu kerajaan Pasir Batang. Sudah seharusnya dia diasingkan ke
hutan agar penyakitnya tidak menular.” Kata Purbararang.
Purbararang
kemudian mengambil tahta Kerajaan Pasir Batang. Dia memerintahkan Uwak
Batara yang merupakan penasihat istana mengasingkan Purbasari ke hutan.
Ketika
Purbasari tengah diasingkan dihutan, terjadilah masalah besar di
khayangan. Pangeran Guru Minda tidak berkenan menikah dengan bidadari
khayangan seperti yang diperintahkan Sunan Ambu ibunya. Pangeran
Guruminda hanya berkenan menikah dengan perempuan yang kecantikannya
setara dengan Sunan Ambu ibunya.
Sunan ambu menjelaskan bahwa
sosok perempuan yang secantik dirinya hanya akan ditemui Pangeran
Guruminda di dunia manusia. Namun jika pangeran Guruminda bersikeras
ingin menemui wanita sesuai keinginannya itu, dia harus pergi ke dunia
tidak dalam bentuk pangeran Guruminda yang gagah dan tampan, melainkan
harus dalam wujud penyamaran berupa lutung.” Lutung kasarung namamu.”
Kata sunan Ambu.” Apakah engkau bersedia melakukannya?”
Pangeran
Guruminda menyatakan kesediannya. Setelah menjelma menjadi seekor Lutung
Kasarung, Pangeran Guru Minda segera turun ke dunia manusia. Dia tiba
di hutan. Dalam waktu singkat saja Lutung Kasarung sudah menjadi raja
para lutung dan kera dihutan tersebut. Hal ini sangat wajar karena tidak
ada kera dan lutung yang mampu menandingi kesaktian, kecerdasan dan
kekuatan dari Pangeran Guruminda.
Lutung Kasarung mengetahui
keburukan dan kekejaman dari Purbararang yang bertakhta sebagai ratu di
kerajaan Pasir Batang. Lutung Kasarung atau Pangeran Guruminda
benar-benar ingin memberi pelajaran kepada Ratu yang kejam tersebut.
Maka, ketika dia mendengar rencana Purbararang mencari hewan kurban di
hutan, Lutung Kasarung membiarkan dirinya ditangkap oleh orang-orang
suruhan Purbararang.
Sebelum dijadikan hewan kurban, Lutung
Kasrung tiba-tiba mengamuk dan menimbulkan kerusakan di istana Pasir
Batang. Para prajurit kerajaan Pasir Batang yang berniat menangkapnya
dibuat tidak berdaya. Kalang kabut semua yang berniat meringkusnya.
Lutung Kasarung sepertinya menunjukan permusuhan dengan semua prajurit
Kerajaan Pasir Batang.
Melihat kondisi prajuritnya yang terus
terdesak. Purbararang meminta Uwak Barata untuk menjinakan Lutung
Kasarung. Anehnya saat Uwak Batara maju ke medan laga, Lutung Kasarung
seperti tidak berniat menyakiti Uwak Batara. Bahkan saat Uwak Batara
menangkapnya Lutung Kasarung tidak melawan. Purbararang segera meminta
Uwak Batara membuang Lutung Kasarung ke hutan dimana Purbasari
diasingkan. Dia menghendaki Purbasari tewas dimangsa Lutung Kasarung
yang dianggapnya sebagai hewan buas.
Uwak Batara Lengser membawa
Lutung Kasarung ke hutan dimana Purbasari diasingkan. Uwak Batara
Lengser yakin bahwa Lutung Kasarung bukanlah hewan biasa, oleh karena
itu dia memberikan pesan kepada Lutung Kasarung saat mereka bertemu
Purbasari.” Lutung, puteri yang saat ini ada didepanmu adalah putri dari
Prabu Tapa Agung. Ia adalah Putri yang baik hati dan seharusnya menjadi
Ratu Kerajaan Pasir Batang. Hanya karena kekuatan jahatlah dia
diasingkan dan tersingkir ke hutan ini. Oleh karena itu hendaklah engkau
menjaga junjungan kami ini.”
Lutung Kasarung menganggukan kepala
tanda mengerti. Maka sejak saat itu Lutung Kasarung menjadi penjaga
sekaligus menjadi sahabat dekat Purbasari. Dengan hadirnya Lutung
Kasarung disisinya membuat kesedihan Purbasari perlahan sirna. Dia
mendapatkan sahabat yang menghibur dan melindunginya. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, Lutung Kasarung memerintahkan para kera untuk
membawa makanan dan buah-buahan untuk Purbasari. Kelembutan hati,
kebaikan dan sifat baik Purbasari membuat Lutung Kasarung semakin lama
semakin sayang kepada Purbasari. Sedangkan sikap tanggung jawab,
kepemimpinan dan kecerdasan dari Lutung Kasarung membuat Purbasari
menjadi jatuh cinta. Semakin lama mereka merasa tidak dapat dipisahkan
lagi.
Tanpa diketahui Purbasari, Lutung Kasarung memohon kepada
ibundannya Sunan Ambu untuk dibuatkan taman yang indah dengan tempat
pemandian untuk Purbasari. Sunan ambu lantas memerintahkan para dewa dan
para bidadari turun ke bumi untuk mewujudkan keinginan dari putranya.
Para Dewa dan Bidadari membuatkan taman dan tempat mandi yang sangat
indah untuk Purbasari. Pancurannya terbuat dari emas murni. Dinding dan
lantainya terbuat dari batu pualam. Air telaga yang mengalir berasal
dari telaga kecil yang murni bersih dan dengan doa-doa dari para dewa.
Para Dewa dan Bidadari menyebut taman yang indah itu Jamban Salaka.
Selain dibuatkan telaga dan taman yang indah, para bidadari menyiapkan
beberapa pakaian indah untuk Purbasari. Pakaian itu sangat indah dan
lembut. Terbuat dari awan yang lembut dengan hiasan batu-batu permata
dari dalam lautan. Tidak ada pakaian di dunia ini yang mampu menandingi
keindahan pakaian Purbasari.
Pada saat melihat telaga dengan
pancuran yang indah. Purbasari segera berniat mandi untuk membersihkan
diri. Pada saat itulah boreh kutukan yang menempel di wajah dan tubuhnya
perlahan sirna. Kecantikannya telah kembali. Lutung Kasarung yang
melihat hal tersebut menjadi terperangah tidak menyangka orang yang
selama ini disayangi ternyata wanita yang sangat cantik mempesona.
Bahkan kecantikan Purbasari dapat mengalahkan kecantikan dari Sunan
Ambu. Lutung Kasarung dan Purbasari sangat senang dengan keadaan ini.
Walaupun Purbasari telah kembali kewujudnya yang cantik rupawan, kasih
sayang Purbasari terhadap Lutung Kasarung tidak berkurang, malah bisa
dikatakan semakin bertambah.
Kabar mengenai kembalinya kecantikan
Purbasari didengar Purbararang. Purbararang tidak percaya dengan berita
ini, dia masih percaya diri karena tahu bahwa boreh yang disemburkan
kepada Purbasari mengandung kutukan yang sangat jahat dan kuat.
Purbararang lantas mengajak tunangannya untuk melihat kebenaran berita
tersebut. Betapa kagetnya dia melihat Purbasari telah kembali kesosok
nya yang cantik rupawan. Purbasari terlihat semakin mempesona dengan
balutan pakaian dari para bidadari.
Purbararang
khawatir, telah kembalinya kecantikan adiknya Purbasari akan mengancam
takhta yang saat ini dikuasainya. Dia pun memutar otak mencari cara
untuk kembali menyingkirkan adiknya tersebut, bahkan kali ini dia
berniat menyingkirkan Purbasari untuk selama-lamanya. Purbararang lantas
menantang Purbasari untuk beradu panjang rambut. Katanya.” Jika
rambutku lebih panjang dibandingkan rambut Purbasari, maka leher
Purbasari harus dipenggal algojo kerajaan.”
Purbararang menelan
kekecewaan yang besar setelah terbukti rambutnya yang sebetis kalah
panjang dengan rambut Purbasari yang sepanjang tumit. Purbararang sangat
malu mendapati kekalahannya. Untuk menutupi kekalahannya. Purbararang
mengemukakan tantangan baru untuk Purbasari. Tidak tanggung-tanggung
tantangan ini diucapkan didepan seluruh masyarakat Kerajaan Pasir
Batang. Dengan suara lantang agar didengar warga masyarakat, Purbararang
berkata.” Jika wajah tunanganmu lebih tampan dibandingkan wajah
tunanganku, takhta Pasir Batang akan kuserahkan kepadamu. Namun jika
sebaliknya, maka engkau hendaklah merelakan lehermu dipenggal algojo
kerajaan.”
Purbasari paham dia tidak akan mampu menang pada
tantangan kali ini. Namun cintanya kepada Lutung Kasarung membuatnya
tegar. Dia menggenggam tangan Lutung Kasarung. “ Aku mencintaimu dan
ingin engkau menjadi suamiku.” Ucapnya kepada Lutung Kasarung. Air mata
berlinang mengalir dikedua pipinya. Lutung Kasrung balas menggenggam
tangan Purbasari kemudian mengusap air mata dipipi putri cantik jelita
itu.
Purbararang tertawa terbahak-bahak.” Monyet hitam itu tunanganmu?”
“ Iya.” Jawab Purbasari lantang dan mantap.
Sebelum
Purbararang memerintahkan algojo untuk memenggal Purbasari. Lutung
Kasarung tiba-tiba duduk bersila dengan mata terpejam. Mulutnya terlihat
komat-kamit. Tiba-tiba asap tebal menyelimuti tubuh Lutung Kasarung.
Tidak dalam waktu yang lama, asap tebal menghilang, sosok lutung
kasarung dengan wajah jelek, menghilang seiring berlalunya asap pekat.
Berganti dengan sosok Pangeran guru Minda yang sangat tampan dan gagah.
Terperanjatlah
semua yang hadir ditempat itu mendapati keajaiban yang luar biasa
tersebut. Betapa tampannya Pangeran Guru Minda, bahkan sangat jauh
melebihi ketampanan Indrajaya tunangan dari Purbararang.
Pangeran
Guruminda lantas mengumumkan bahwa ratu kerajaan Pasri Batang yang
sebenarnya adalah Purbasari. Purbararang telah mengalami kekalahan dari
tantangan yang dibuatnya sendiri.
Dalam kondisi seperti itu,
Purbararang tidak dapat menyangkal dan mau tidak mau mengakui
kekalahannya. Tidak ada lagi yang dapati diperbuatnya selain menyerakan
takhta kerajaan pasri batang kepada adiknya Purbasari. Dia pun memohon
ampun atas kejahatan yang telah dilakukannya bersama Indrajaya
tunangannya. Dengan kebaikan hatinya, Purbasari memaafkan kesalahan
kakak sulungnya itu.
Sejak
saat itu Purbasari kembali bertakhta sebagai Ratu. Segenap rakyat
sangat bergembira menyambut ratu mereka yang baru, dan sekaligus
terlepas dari belenggu pemerintahan Purbararang yang jahat. Mereka
semakin berbahagia mengetahuii bahwa Ratu Mereka Purbasari menikah
dengan Pangeran guruminda yang tampan dan gagah. Purbasari dan Pangeran
guruminda pun hidup berbahagia.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar